Hari ini tiga-dua yang ketiga lewat dua hari. Usia yang dijalani di tahun yang aneh menurutku. Padat sekaligus lowong. Yang jelas tahun yang sulit dilupakan ga cuma olehku tapi juga banyak orang.

Mengawali tiga-dua dengan status yang baru, menikah. Menghabiskan waktu jelang tiga-dua dengan keribetan persiapan pernikahan. Berharapnya bisa ongkang-ongkang kaki santai di pantai. Tapi ini dunia nyata yang isinya bukan pernikahan sebagai akhir, melainkan sebuah awal yang baru. Jelas ini salah satu alasan kenapa kalau aku bisa memilih pun, aku tidak akan membatalkan 2020.

Kemudian semua orang memasuki babak yang sulit dilupakan sampai membuat banyak orang rasanya ingin membatalkan 2020 saja. Serentetan musibah, berawal dari banjir besar di Jakarta dan sekitarnya, kematian mendadak beberapa tokoh dan musisi, dan tentunya (yang masih belum berakhir) segala tentang COVID-19.

Aku pun terdampak. Harus berubah rencana rumah tangga tiap beberapa minggu. Dari yang masih disertai derai air mata sampai di tahap yoweslah. Dipaksa belajar fleksibel saat merasa sudah cukup fleksibel dalam waktu beberapa minggu saja. 

Mencuci tangan dan makan sehat sudah jadi kebiasaan, namun bukan berarti berjalan mulus dan pasti baik-baik saja. Membaca berita terus menerus, benar-benar mengkarantina diri, mengurangi dengan sadar hubungan sosial yang melibatkan fisik dengan banyak orang, ketidakpastian keadaan ini akan sampai kapan, ya manusia mana yang luput dari situasi tidak baik-baik saja. 

Semua tanpa terkecuali dipaksa belajar. Yang biasanya aman, bisa tidak aman. Yang biasa di ambang batas, bisa jadi menuju ke atas. Manusia dibiarkan merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan atau bahkan belum pernah terpikirkan. 

Tentang menyikapi ketidakpastian ini, hanya bisa melakukan apa yang pasti bisa dilakukan daripada terus memastikan hal-hal yang tidak bisa dipastikan. Terus menjaga energi diri sendiri dan membagikan energi baik untuk sesama sampai waktunya tiba, walaupun tidak akan seperti semula.

Baca juga:  Rekomendasi Bramandewi: 3 Things That I Love

‘Sampai jumpa lagi’ menjadi sangat terasa maknanya. Sampai jumpa lagi semua!

Share: