Sekar - Short Film

Ingin mengetahui lebih banyak tentang wastra sekarang mudah dan dekat. Aku bersyukur dengan adanya YouTube, jadi ada media penyalur film-film dengan konten berkualitas. Untuk wastra yang belum sepopuler itu, adanya media alternatif seperti ini bisa membantu banyak orang agar bisa lebih mengenal wastra. Kalau kalian masih bingung tentang definisi wastra, bisa dibaca di sini ya.
Kali ini aku menelusuri YouTube untuk mencari film-film tentang wastra Jawa, seperti batik dan lurik. Aku menemukan ada kesamaan di antara film-film ini. Terselip keprihatinan tentang keadaan wastra kita. Keprihatinan yang disampaikan merupakan hal yang riil. Mau tahu seperti apa keadaan wastra kita? Berikut kubagikan 6 (enam) film tentang wastra Jawa yang wajib kalian tonton:

1. Sekar

Kanal : Indonesia Kaya
Durasi : 7:50
Produser : Bakti Budaya Djarum Foundation, Titimangsa Foundation, FourColous Film
Sutradara : Kamila Andini

Sekar merupakan film fiksi yang bercerita tentang kehidupan Sekar, seorang anak dari pengrajin dan pengusaha batik tulis. Batik adalah bagian dari kehidupannya. Sekar dan ibunya membagikan makna batik bagi mereka lewat film pendek ini.

Film ini dibuat dalam rangka Hari Batik Nasional 2018. Insightnya sangat menarik. Kita diajak melihat sudut pandang Sekar yang buta dan bagaimana dia tetap dapat menikmati keindahan batik yang lebih sering kita nikmati lewat indera penglihatan. Sekar justru menikmati batik yang masih dalam proses, lewat tekstur malam yang membentuk sebuah motif, suhu malam lewat sentuhan dan juga bau malam. Film pendek ini mendatangkan pengalaman yang berbeda dalam mendalami batik dan memperkaya pengetahuan yang lebih lagi.

Ada juga dialog menggelitik antara Ibu dan karyawan tentang pembeli yang datang dan mengapresiasi, tapi begitu tahu tentang harga, pembeli tidak mengerti dan mulai membandingkan dengan batik-batik lain di media sosial. Waini orang Indonesia banget! Haha. Dan dengan sabarnya si ibu menjawab, perlu waktu agar orang-orang ini mengerti. Masalahnya, ketika waktu akhirnya membuat orang-orang ini mengerti, apakah batik itu masih ada?

2. Sebuah Persembahan untuk Batik Indonesia (Cerita Batik by TIKPrive)

Kanal : Iwet Ramadhan
Durasi : 2:22
Produser : TIKPrive

Pertanyaanku sebelumnya tentang akankah batik masih ada, disampaikan juga oleh Mas Nicholas Saputra (biar akrab :P) dalam film ini. Pertanyaan semacam itu memang banyak terbersit di pikiran para pegiat wastra Indonesia pastinya. Perjalanan Mas Nicho ke Lasem di hari Batik tahun 2015 ini membawa cerita tentang permasalahan regenerasi. Lasem merupakan kota di pesisir utara pulau Jawa yang terkenal dengan batik peranakannya.

Batik sendiri tidak hanya lahir dari proses kreatif menghasilkan motif, tapi juga lahir karena dedikasi, kesabaran dan ketelitian. Hal yang juga terdapat di wastra Indonesia lainnya. Maknanya lebih dalam daripada sekedar ragam hias semata. Para tokoh-tokoh pelestari Batik Lasem berbagi cerita dan keprihatinan di film ini.

3. Indonesian Batik

Kanal : UNESCO
Durasi : 7:05
Produser : Yayasan Kadin Indonesia dan Lembaga Museum Batik Indonesia
Sutradara : Chandra Endroputro

Indonesian Batik mempunyai kualitas gambar terendah dari antara film-film lainnya. Tapi secara isi, sayang untuk dilewatkan. Film ini diunggah menjelang pengakuan UNESCO akan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi. Indonesian Batik berisi tentang pengetahuan-pengetahuan tentang batik. Film wajib ditonton kalau kalian lagi pdkt sama wastra.

Tahun ini adalah tahun ke-9 kita merayakan hari batik. Apa artinya? Apakah batik sudah aman? Menurut Ibu Miranda Risang Ayu dalam sebuah diskusi tentang hukum perlindungan budaya, kita seharusnya tidak berbangga karena diakui UNESCO. Ketika diakui UNESCO artinya kekayaan kita menjadi milik masyarakat di seluruh dunia. Dan itu tidak cukup untuk melindungi kebudayaan kita sendiri. Sebuah fakta yang mengagetkan? Pasti. Perjuangan masih panjang untuk membuat perlindungan atas kebudayaan kita. Tapi yang paling penting untuk dilakukan adalah melestarikan kebudayaan itu sendiri. Kalau memiliki atau membeli terlalu sulit, bisa dimulai dengan mempelajari, dengan begitu kita akan lebih mengenal budaya kita sendiri.

Baca juga:  Kainku, Kainmu, Kain Kita

4. Baduy “Tenun Baduy” Tengok Indonesia

Kanal : Tengok Indonesia
Durasi : 11:41
Produser : Tengok Indonesia
Sutradara : Sandi Barita

Waktu di awal nonton ini sempat merasa,”Lah ini berarti ceritanya tenun Baduy bukan kerajinan asli masyarakat Baduy donk, cuma sebagai komoditas aja.” Sebuah pembuka yang cukup membingungkan, namun kemudian seiring bergulirnya cerita, semua jadi semakin jelas. Hehe. Selanjutnya baru diceritakan keberadaan kain ini dalam masyarakat.

Baduy adalah suku yang masih menjaga adatnya sekali dan kekerabatannya pun masih kuat. Senang mendengar bahwa tradisi menenun masih diteruskan ke anak-anak mereka. Tentunya keberadaan adat berperan besar dalam regenerasi ini.

Yang aku suka dari film ini, filmnya ini banyak menunjukan sisi realistis. Cerita Ibu Misna tentang semakin banyak penenun, berubah fokus dari penenun sekarang lebih fokus ke pasaran, ritual pembuatan tenun Baduy dan lain-lain. Dari situ justru semakin terlihat makna tenun ini dan tidak kehilangan jati dirinya.

5. A Glimpse of Lurik – Indigenous Javanese Handwoven Fabric

Kanal : Omnita Cultural Arts & Media
Durasi : 6:14
Produser : Omnita Cultural Arts & Media
Sutradara : Eduardus Pradipto

Selain batik, wastra Jawa yang cukup terkenal lainnya adalah lurik. Proses pembuatan lurik adalah ditenun dan motif yang dikenal berbentuk garis-garis. A Glimpse of Lurik menyajikan proses pembuatan lurik dari awal sampai akhir dengan disertai keterangan-keterangan tentang prosesnya.

Film ini visualnya menurutku menghanyutkan dan menenangkan, ditambah dengan suara-suara yang dihasilkan dari proses pembuatan kain itu sendiri. Kerumitan proses pembuatan wastra itu menjadi keindahan tersendiri. Dan film ini menyampaikan hal itu.

6. Lurik Bertuah (The Sacred Lurik) – Documentary about The Woven Fabric of Lurik

Kanal : Mikael Situmorang
Durasi : 19:24
Produser : Mikael Situmorang
Sutradara : Mikael Situmorang

Lurik Bertuah sengaja ditaruh di akhir karena durasinya paling panjang. Haha. Biar kalian enak nontonnnya. Walaupun panjang tapi sama sekali tidak membosankan! Aku rasanya ingin berterima kasih secara khusus ke Mikael Situmorang. Terima kasih sudah mengangkat topik kain Indonesia untuk tugas akhirmu ya. Jadinya semakin bertambah konten berkualitas tentang wastra di dunia maya.

Film ini menghadirkan beberapa narasumber dengan sudut pandang yang berbeda. Ada dari pengusaha, penenun dan peminat lurik. Ceritanya lengkap mulai dari sejarahnya, makna, cara pembuatan dan keadaan lurik sekarang. Paket lengkap untuk mengenal lurik. Ada juga keprihatinan yang disampaikan di sini tentang apresiasi yang masih kurang dan pengembangan lurik.

Itulah tadi 6 (enam) film tentang wastra Jawa yang wajib untuk ditonton. Sempatkan untuk menonton ya. Tidak sampai sejam dan kalian bisa lebih mengenal wastra. Gampang kan?! Semoga di masa yang akan datang, keprihatinan-keprihatinan seputar wastra Indonesia akan semakin berkurang. Dan semoga dengan adanya film-film ini, akan lebih banyak orang tertarik mengenal wastra Indonesia.

Saat ini masyarakat kita masih didominasi oleh orang-orang yang baru akan mengapresiasi ketika budayanya sudah dipakai bangsa lain atau dicuri bangsa lain. Namun selagi budayanya masih ada, tidak sibuk menambah pengetahuan karena berbagai macam alasan. Yuk kenali kekayaan kita sendiri! Ditunggu ceritamu setelah menonton di kolom komen ya.

Share: